BURUH TINTA.CO.ID, BANDA ACEH,- Pasangan suami istri (pasutri) di Gampong Lamteh, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Selasa (26/2/2019) sekitar pukul 03.30 WIB ditemukan meninggal dunia dalam kondisi bersimbah darah.
Peristiwa pembunuhan yang menimpa pasutri yang berprofesi sebagai pedagang nasi pecal di Jalan T Iskandar, Desa Lamteh, Ulee Kareng itu, diduga dilakukan oleh pekerjanya, berisial Is (30) asal Pantonlabu.
Kedua korban yang mengalami nasib malang itu, yakni M Nasir (50) dan istrinya, Roslinda (47).
Keduanya ditikam oleh tersangka Is, di dalam kamar warung nasi pecal.
tersangka berhasil diringkus anggota Polsek Ulee Kareng dan Personel Satuan Reskrim Polresta Banda Aceh, tidak berselang lama setelah peristiwa pembunuhan itu terjadi.
Pelaku diringkus di kawasan Jalan T Nyak Makam, Gampong Doy, masih dalam kecamatan yang sama.
Peristiwa pembunuhan itu menggemparkan warga Lamteh dan tersangka Is, pelaku eksekutor yang melakukan pembunuhan itu dipergoki langsung oleh menantu korban, Dani Alfairus (27) yang mendengar suara gaduh dalam kamar mertuanya itu.
Motif pembunuhan yang dilakukan Is (30) pemuda asal Tanah Jambo Aye, Aceh Utara–sebelumnya tertulis Pantolabu–dilatarbelakangi sakit hati terhadap M Nasir (50) dan istrinya Roslina (47) pedagang nasi pecal di Jalan T Iskandar Gampong Lamteh, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Selasa (26/2/2019) pagi.
Pengakuan Is yang baru bekerja selama dua bulan bersama korban, kepada penyidik tersangka Is mengaku sering dimaki oleh pasutri itu pada saat bekerja.
Sehingga akumulasi kekecewaan itu pun diluapkan tadi pagi, sekitar pukul 03.30 WIB, dengan cara pelaku merengsek masuk secara paksa ke kamar pasutri itu dan membacok serta menikam pasutri itu.
Korban M Nasir dan istrinya Roslinda mengembuskan nafas terakhir saat dalam perjalanan menuju ke RSU Zainoel Abidin, Banda Aceh.
Pernyataan itu disampaikan Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH yang turut didampingi Kasat Reskrim, AKP M Taufiq SIK serta Kapolsek Ulee Kareng, AKP Mawardi SE MM, Selasa (26/2/2019) dalam konferensi pers di Mapolresta Banda Aceh.
“Tersangka memang sudah merencanakan pembunuhan itu. Bukan terjadi secara kebetulan. Pemicunya, selama bekerja dengan korban, tersangka merasa sakit hati. Pengakuan tersangka dia sering dimaki saat bekerja,” ungkap Kombes Trisno.
Menurut Kapolresta, dari pembunuhan itu belum diperoleh motif lainnya, seperti mengambil harta korban dan sebagainya.
“Karena pada saat pelaku ditangkap, petugas tidak membawa apa-apa barang milik korban. Jadi, sejauh ini, keterangan pelaku, dia melakukan pembunuhan itu dilatarbelakangi sakit hati pada pasutri itu,” pungkas Kombes Trisno. dikutip dari akunfbyunirusmini.
Penulis : Shinta
Editor : Wawan
Komentar