BURUHTINTA.CO.ID, JENEPONTO,–Krisis air bersih mulai melanda beberapa wilayah di Jeneponto. Seperti yang terjadi pada warga Lingkungan Cambajawa, Kelurahan Tolo Kota, Kecamatan Kelara, Jeneponto. Mereka harus mengantre untuk bisa mendapatkan air. Bukan hanya itu, warga juga harus menunggu berjam-jam disumber air, hanya untuk mengisi 10-15 buah ember.
“Kita harus antri kalau mau ambil air di sumur ini, soalnya warga sejak pagi sudah mulai mengambil air. Sehingga membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengisi 10-15 ember,” kata Sudirman (42) warga Lingkungan Cambajawa, Senin (27/8/2018).
Menurut dia, sudah 3 bulan terakhir warga di lingkungan tersebut kesulitan mendapatkan air untuk konsumsi sehari-hari. Bahkan untuk memenuhi kebutuhannya, warga biasa membeli air seharga Rp 10 ribu untuk 4 jerigen yang di bawa dengan motor.
“Karena air susah, kita kadang beli air seharga Rp 10 ribu untuk 120 liter atau empat jerigen, sebab jarak antara sumur dengan rumah warga sekitar 350 meter. Sehingga terkadang warga memutuskan untuk membeli air saja,” ujarnya.
Dia menambahkan, sebenarnya sudah ada sumur bor namun sampai hari ini tidak berfungsi. Kendalanya karena kontraktor yang mengerjakan tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut.
“Ada sumur bor, namun sejak dibangun tahun 2016 lalu, sumur bor ini tidak pernah berfungsi padahal anggarannya ratusan juta rupiah, kontraktornya tidak bertanggungjawab,”tegas Sudirman.
Ia berharap, pemerintah memperhatikan kebutuhan air bersih bagi warga Lingkungan Cambajawa Kecamatan Kelara karena kondisi tersebut selalu terjadi pada musim kemarau. Air bersih, kata dia, merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus dipenuhi setiap hari untuk kebutuhan minum, memasak, mencuci, maupun membersihkan diri.
“Air itu sangat penting, saya harap pemerintah memperhatikan warga yang kesulitan mendapatkan air bersih,” tutup Sudirman.
Penulis : Ayyub
Editor : Aswin
Komentar