BURUHTINTA.CO.ID,–Melatar Belakangi kepuasan terhadap pelayanan dan mutu infrastruktur Bidang PUPR yang masih rendah, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataam Ruang Kabupaten Luwu Timur mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang Manajemen Mutu di Hotel I Lagaligo, Rabu (28/11/18).
Selain melatar belakangi kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dan mutu infrastruktur bidang PUPR yang masih rendah, Bimtek ini juga melatar belakangi perlunya peningkatan mutu konstruksi infrastruktur yang dibangun, perlunya dukungan sumber daya yang berkualitas untuk mewujudkan infrastruktur bidang PUPR yang handal, untuk mendukung terwujudnya visi Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi dan perlunya memiliki standarisasi mutu dalam menghadapi era masyarakat ekonomi Asean.
Dalam laporan ketua panitia yang disampaikan oleh Saifuddin mengatakan, kegiatan ini kami lakukan dengan tujuan untuk memberikan arahan pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, handal, berdaya saing tinggi dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.
Selain itu, lanjutnya, kegiatan ini juga kami lakukan untuk mewujudkan penyelenggaraan jasa konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban untuk dipenuhi sesuai ketentuan yang berlaku.
Sistem Manajemen mutu adalah sistem manajemen organisasi untuk mengarahkan dan mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan non konstruksi disetiap unit kerja pelaksana kegiatan dan penyedia jasa dalam pencapaian mutu.
SMM tertuang pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04/PRT/M/2009, dengan maksud untuk memberikan panduan melaksanakan manajemen organisasi yang mengarah pada perencanaan, penerapan, pengendalian, pemeliharaan, dan peningkatan bagi pencapaian kinerja berlandaskan SMM yang terdokumentasi dan terintegrasi sesuai dengan kebijakan mutu yang ditetapkan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.
Sistem Manajemen Mutu harus dapat menunjukan peningkatan berkelanjutan dengan mengaktualisasikan 8 (delapan) prinsip manajemen mutu dalam setiap kegiatan yang meliputi, Fokus Pelanggan, Kepemimpinan, Keterlibatan Personil, Pendekatan Proses.
Pendekatan sistem terhadap Manajemen Perbaikan berkesinambungan, Pendekatan faktual dalam pengambilan keputusan dan hubungan pemasok yang saling menguntungkan.
Dalam sambutan Bupati yang dibacakan Asisten Pemerintahan, Dohri As’Ari mengatakan, pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan dan penggerak pertumbuhan ekonomi, itulah mengapa gerak laju dan pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan yang memadai seperti transportasi, telekomunikasi, sinitasi dan energi.
“Maka dari itu, dalam setiap penyelenggaraan suatu proyek tentu memerlukan suatu menejemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek insfrastruktur dapat berjalan sesuai rencana,” ungkapnya.
Lanjutnya Dohri, dalam pengendalian mutu, tim manajemen mutu harus selalu memonitor proses pekerjaan sampai selesai. “Jadi, saya sangat berharap kepada semua pelaku jasa konstruksi agar dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan manajemen mutu ini,” tutupnya.
Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari yaitu tanggal 28 November 2018 sampai dengan 29 November 2018 ini, menghadirkan narasumber Pembina Jasa Konstruksi Madya, Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Dr. Ir. Ali Amal, M.Si.
Editor: Pippi Atja
Komentar