Bupati Barru Minta Isolasi Mandiri Nelayan yang Tiba dari Papua

BURUH TINTA.COM, Barru, – Bupati Barru Ir. H. Suardi Saleh M.Si, didampingi Wakil Bupati Ir. H. Nasruddin AM, Sekretaris Daerah, Kapolres, Kadis Kesehatan, Kadis Perikanan, dan beberapa Pejabat terkait lainnya melakukan inspeksi terkait penerimaan 5 kapal penangkap ikan jenis Course Saine, kapasitas 30 GT, yang membawa 88 orang nelayan.

Para Nelayan itu merupakan warga Kabupaten Barru dan sebagian merupakan penduduk pesisir di Kecamatan Tanete Rilau yang berprofesi sebagai penangkap ikan.

Nelayan yang melakukan perjalanan dari Sorong Papua Barat menempuh perjalanan selama 10 hari dan tiba di Pesisir Tanete Rilau sejak semalam. Setelah berkoordinasi, kepatuhan dan rasa percaya yang tinggi atas sistem pemerintahan, mereka baru melabuhkan kapalnya setelah diijinkan oleh petugas gugus Covid 19 pagi tadi.

Setibanya, tim kesehatan langsung melakukan penyemprotan disinfektan dan dilakukan pendataan.

Salah satu nelayan yang turun bernama Burhanuddin dengan suhu tubuh 36,7 derajat langsung diedukasi oleh petugas untuk menjauhi keramaian, melakukan isolasi mandiri di rumah dan selama 14 hari agar tidak kemana-mana cukup di rumah saja.

“Akko Lettu ni matu Pak, Buka semua baju, rendam, dan mandi lalu bisa ketemu keluarga,” ujar Petugas yang bertugas melakukan komunikasi dan mengedukasi.

Sementara itu, Bupati Barru didampingi Sekda dan beberapa tim kemudian bertolak ke Pulau Putianging menggunakan Kapal Nelayan KMN Berkat Harapan.

Di Pulau itu, Bupati Barru menyampaikan arahan dan mengedukasi masyarakat sambil membagikan masker dan hand sanitizer.

“Selamat datang kembali di kampung halaman setelah melakukan perjalanan panjang dan terima kasih telah kooperatif sebab mestinya tadi malam sudah merapat namun tetap menunggu himbauan, Alhamdulillah,” ujar Bupati Barru.

“Saya minta agar setiap yang naik ke darat pertama lakukan pemeriksaan kemudian yang kedua, setelah pulang dirumah lakukan isolasi mandiri, tujuannya untuk kebaikan kita semua,” ucap Bupati.

“Saya minta kesediaannya semua untuk isolasi mandiri walaupun secara fisik semuanya bagus sebab bekerja di bawah sinar matahari dan mengkonsumsi ikan. Namun kita tidak tahu apa yang kita bawa, apalagi ada orang tua, ibu, nenek kita yang belum tentu memiliki ketahanan seperti yang kita miliki,” pinta Bupati.

Sementara itu, seorang nelayan menyampaikan bahwa mereka memang baru tiba semalam dan membuang jangkar diluar setelah melakukan koordinasi.

“Kami tidak memiliki tempat tinggal di Sorong, disana kami hidup di atas kapal di sekitar perairan Sorong,” ujarnya salah seorang nelayan.

“Sudah tujuh bulan disana, kami pulang baru pulang dengan menempuh perjalanan di laut sekitar 10 hari,” pungkasnya.

Reporter: Asriadi

Editor: Wawan ceppi

Komentar